Minggu, 29 Juni 2008

Candi Gedong Songo

Kamis minggu lalu aku dan teman-teman guru refreshing bersama. Kita pergi ke Candi Gedong Songo. Meskipun hanya berjarak sekitar 40 km dari Solo, tapi inilah pertama kalinya aku ke GS. Kesanku? .....Bagus banget daerahnya. Udaranya sejuk, pemandangannya hijau tapi sayangnya...bau tahi kuda! Yeck ....emang bau banget. Bagi yang belum pernah kesana nich, ini sedikit gambaran. GS itu berupa candi yang berjumlah 9 (that's why the place is called Gedong Songo because in Javanese Songo means nine) dan tempatnya tersebar di perbukitan. So, candi ke 1 ada dibawah bukit, candi ke 2 ada ditengah bukit, candi ke 3, 4 dan 5 ada di puncak bukit jadi we have to climb the hill trus kita harus turun bukit dan naik bukit yang lain lagi untuk bisa melihat candi yang ke 6 sampai 9. Di candi yang ke 8 itu, pemandangan dan situasinya bagus banget. Didepan kita ada candi, dibelakang kita ada pohon-pohon cemara. Suasananya tenang banget. Ada suara cemara berdesir karena tiupan angin. Rasanya pengin berlama-lama disitu: membaui harumnya cemara, mendengarkan desiran suaranya, menikmati sejuknya udara. Hm......
Turun kebawah, sambil istirahat kita makan jagung rebus dari pedagang yang mangkal di dekat loket masuk. Yummy!!
Oya, hubungannya dengan tahi kuda.... Kebayang kan, karena letaknya yang begitu rupa, tidak semua pengunjung tahan berjalan naik turun bukit. Nah bagi mereka, pengelola bekerja sama dengan penduduk setempat menyediakan kuda sehingga pengunjung bisa tetap melihat ke-9 candi tersebut tanpa harus lelah-lelah berjalan kaki. Jalan kuda itu sama dengan trek untuk pejalan kaki dan kuda-kuda tersenut tidak diberi "Celana" sehingga ....yah, kalau panggilan alam mengharuskan, they just do there (gak mubngkin kam kalau mereka ke kamar mandi???) sehingga tahi-mya berceceran. JOROK BANGET. Tips bagi pengunjung: Pakailah sepatu kets. It will protect your feet from being contaminated by thet disgusting thing. He...he...
Tapi bagaimanapun, It was really fun and nice experience that I had .

Rabu, 11 Juni 2008

Bike to work? eh....dikejar anjing.

Beberapa saat terakhir ini aku nyoba ber-Bike to work. Itu kulakukan karena aku cinta alam and want to do something for the environment to reduce glaobal warming dan juga untuk ngirit ongkos (he..he.. ini yang utama sebenarnya, karena BBM naik dan aku hanya guru yang identik dengan gaji kecil).
Maka begitulah, hari Selasa kemarin aku pergi ngajar naik sepeda. Pulang ngajar udah malem, jam 8:30an, gitu. Karena takut lewat jalan besar, aku ambil jalan kampung. Seperti di kampung manapun di Jawa (karena aku blm pernah tinggal di luar jawa n gak tahu kebiasaan masyarakat menengah kebawahnya, maka aku gak bilang dimanapun di Indonesia. ha..ha..), malam-malam begitu banyak orang duduk-duduk nongkrong dipinggir jalan. Dari anak-anak, orang muda sampai orang-orang lanjut usia!! Dari yang hanya bercanda, main gitar sampai yang bengong tanpa saling bicara meskipun duduk bergerombol. Kayak orang menghadiri pemakaman aja.
Nah, tengah enak-enaknya pedal my bicycle while trying to enjoy everything around me, suddenly....guk..guk..gukk!! AKU DIKEJAR ANJING... Walah, saking kagetnya, otomatis aku angkat kedua kakiku agar gak digigit sama itu anjing. Akibatnya..oh, sepedaku jalan ditempat n oleng kekiri ke kanan, sementara si anjing dengan semangat 45 masih menggonggong sambil ngejar aku. Aduh....
Maunya Bike to work, gak taunya malah dikejar anjing.