Rabu, 03 November 2010

when everything went wrong

When everything went wrong, i feel so down.
When everything went wrong where should i turn my face on??

Senin, 18 Oktober 2010

Selasa, 04 Mei 2010

untung saya bukan dokter

Beberapa saat yang lalu adik sepupuku dari luar kota telp. Dia bilang kalau anaknya penjaga sekolahnya kecelakaan dan dirawat di RS dimana saya bekerja. U info : sepupuku tinggal di Purwodadi, aku tinggal di Solo. Jarak tempuh Purwodadi-Solo sekitar 2 jam perjalanan pakai bis umum. Karena dia belum bisa nengok, maka dia minta tolong aku u nengokin si pasien. Aku sih OK saja.

Maka, keesokkan paginya, saya tengokin si pasien yang belum saya kenal dan sekalipun belum pernah saya lihat. Sebelum nyampai ke kamarnya, saya sempat mampir ruang perawat dan nyari info apa yang terjadi pada si pasien. Ternyata, dia mengalami spinal cord injury alias patah tulang belakang. Akibatnya, dia akan jadi lumpuh dan seumur hidup harus berada di kursi roda. Sudah dioperasi, tapi masih dalam masa pemulihan, dan sudah mulai dilatih oleh fisioterapis.

Setelah cukup ngobrol sama perawat jaga, sayapun masuk ke R. perawatan. Si pasien ternyata jauh dari dugaan saya. Saya pikir dia kurus kering, bermuka pucat dan kesakitan ( ha..ha..). Tapi, ternyata, dia bertubuh atletis : tinggi, besar ...punya sixpack!!! (yg terakhir hanya dugaanku). Gak kelihatan sih.
Setelah berkenalan, menanyakan keadaannya sampai ceritera gimana kecelakaan itu terjadi, si pasien bertanya,"Kapan ya saya bisa sembuh? Berapa lama saya harus berada diatas kursi roda?". Setelah kebingungan beberapa saat, akhirnya saya cuma bilang,"Nanti aja tanya sama dokternya yang lebih tahu".
Dalam hati saya berkata,"Untung saya bukan dokter". Saya tidajk bisa membayangkan bagaimana perasaan dokter, yang tiap saat harus menghadapi situasi seperti itu. Disatu sisi dituntut untuk tidak membohongi pasiennya, tapi disisi lain tetap harus menjaga motivasi dan semangat hidup pasien.

Selasa, 23 Februari 2010

an amazing gir

Hampir 2 minggu ini saya bertemu dengan a very amazing girl named Lani Anggraeni. Dia merupakan sala satu dari korban gempa yang melanda Padang sekitar 5 bulan lalu. Pertama kali ketemu dan melihat keadaannya....Masya Allah....Astaghfirullah...(dan sederet kata serupa) kusebut dalam hati, sambil berdoa semoga saya gak pinsan. Tangan saya mencengkeram bed RS erat-erat. Tubuhnya sangat kurus, wajahya kelihatan teramat tirus dan...sangat pendek. Maklum, kedua kakiya harus diamputasi karena tertimpa beton bagunan. Yang bikin miris, sudah 5 kali dioperasi dn masih kesakitan. Bayangkan....4 bulan menjalani 5 kali operasi. Sampai saat ini masih kesakitan dan hanya bisa tergolek tidur. Duh..gusti. ...

Karena keadaannya itu dia ditransfer ke RS Ortopedi di Solo. Setelah dilakukan 1 kali operasi (LAGI!!!), sekarang keadaannya sudah membaik. Lukanya telah kering, dia dah bisa duduk di kursi roda dan sudah mulai bisa kembali menikmati udara segar. Tinggal menunggu pembuatan kaki palsu yang akan membantunya berjalan lagi.

Hebatny, selama 2 minggu bergaul dengan dia, belum pernah sekalipun saya dengar keluhan keluar dari mulutnya. Dia banyak berceritera, menyanyi...dan mengangan-angankan apa yang akan dia perbuat setelah bisa berjalan lagi.

Melihat dia...membuat hati ini malu. Sempurna, sehat, tapi banyak mengeluh....