Rabu, 14 Januari 2009

Pembunuhan karakter

Aku ingat betul hari itu. Jam 8 pagi dan aku sedang mengajar kelas 4. Ada sekitar 50 anak-anak usia 8-10 tahun didepanku. Kami belajar tentang "clothing" waktu itu: nama-nama pakaian (dalam bahasa Inggris), warna, dan sebagainya. Setelah menerangkan bagaimana berceritera tentang pakaian yang kita pakai saat itu, aku minta anak-anak untuk berfikir, mengingat-ingat pakaian yang mereka pakai saat itu untuk selanjutnya aku minta untuk bercerita di depan. Dengan antusias, anak-anak melakukan apa yang saya minta. Kelaspun jadi sunyi senyap. Tiba-tiba ada anak yang tunjuk jari sambil manggil namaku. Rupanya dia mo nanya. "Miss, celana dalamnya juga?" . Aku"????" Mendengar pertanyaan itu, ada dua hal yang terjadi (1) aku yang setengah mati menahan ketawa,dan (2) serempak wajah-wajah 50 anak memandangku dengan rasa ingin tahu, penasaran. Mereka semua menenti jawabanku. Melihat betapa seriusnya wajah mereka,aku jadi sadar, jika aku tadi benar-benar tertawa, maka aku sudah membunuh karakter rasa ingin tahu anak, jiwa yang berani mengutarakan pikirannya. Karena jika aku ketawa maka, (1) anak-anak akan merasa aku orang paling aneh sedunia, kok ditanya gitu malah ketawa kaya orang gila aja, atau (2) siswa yang bertanya akan merasa sangat malu karena aku tertawakan. Lain waktu,pasti dia akan merasa gak enak untuk bertanya, tidak hanya pada aku,tapi mungkin pada guru-guru lain, atau parahnya pada orang lain.
Kalau dipikir-pikir lagi, hari itu aku telah menyelamatkan jiwa bebas, yang mudah-mudahan bisa berkembang. Selamanya.

1 komentar:

Je mengatakan...

Hahahahahahahaha. I miss teaching there. Oia, today I presented the concept of Teacher-Administered Test di depan orang-orang penting LIA. They were so interested. Tapi pada menyayangkan why we did not keep the files. Hahahahahahahaha